Petunjuk jalan.. Nah loo tambah bingung.. Di pilih aja..

27 August 2009

Hukum Kekekalan Terbaru (New Discovery)

Masih pada ingat kan dulu pas jaman2 SMA kita diajarin
3 Hukum Kekekalan...
Masih pada inget gak??
yaitu:
a. Hukum Kekekalan Massa
b. Hukum Kekekalan Energi
c. Hukum Kekekalan Momentum


Nah, baru2 ini telah ditemukan lagi 2 Hukum Kekekalan Baru...
Konon Hukum2 ini ditemukan oleh seorang Professor yg berasal dari Indonesia
ini dia hukum2nya:

Hukum Pertama
The Law of Continous Supply of Stupidity.

Misalkan pada suatu hari anda sedang naik mobil, tiba- tiba di depan anda terdapat becak yg nyelonong seenaknya dan membuat anda kaget membanting stir ke kanan. Secara otomatis otak anda memerintahkan sel-sel syaraf utk mengirimkan command ke mulut anda. Automatically, anda pun berteriak,"ooo..dasar becak goblok..". Tukang becak itu pun secara otomatis akan menjawab, tentu saja dengan amplitudo suara yg lebih kecil,"ya kalo pinter saya ndak mbecak pak..".

Nah, misalkan anda mempunyai kapabilitas untuk mengambil satu tukang becak tadi untuk mengajarinya berbagai macam ilmu, maka tukang becak tadi akan menjadi pintar. Akibat dari kepintarannya ini, dia melihat berbagai peluang lain untuk mendapatkan nasib lebih baik. Sebagai akibatnya, tukang becak ini akan berhenti mbecak.

Konsekwensinya, becak milik juragan becak ini ndak ada yg narik. Persis seperti aliran elektron akibat adanya beda potensial, yg menyebabkan adanya "hole", "hole" becak ini akan diisi oleh calon tukang becak potensial yg lain, yg memang kepingin mbecak. Akibatnya, ketika anda nyetir mobil di jalan, kemungkinan besar anda akan mengalami kejadian yg sama. "ya kalo pinter saya ndak mbecak pak.."

Dengan demikian, jika laju kedatangan orang yg kita anggap goblok ini jauh lebih tinggi daripada orang pinter, maka untuk tiap orang pinter, tersedia banyak sekali orang goblok.

Perhatian : hukum ini tidak berlaku untuk orang yg mbecak karena kepingin olah raga.

Hukum Kedua

The Law of the Stupid Rich - Smart Poor Pyramid

Misalkan anda sebagai ilmuwan menjumpai orang2 yg goblok tapi kaya. Anda sebagai orang pinter bertanya-tanya," kok bisa orang-orang goblok ini kaya?, dia kan ndak sekolah?". Nah, hal ini dapat diterangkan sebagai berikut : Anda telah memilih jalan hidup sebagai orang pinter, dimana per defini adalah "orang yang mencari hidup dengan menjual kepintarannya". Kepintaran itu sendiri adalah hal yang tidak bisa langsung mengenyangkan perut. Agar bisa mengenyangkan perut, pintar itu harus dikonversi.

Cara mengkonversinya adalah dengan menjual kepintaran anda, pada orang yg tidak sekolah dan tidak tahu apa-apa, tidak mengerti integral dan diferensial tingkat 2, tidak lulus kalkulus I, II, dan III, gagal memahami hukum Newton dan mekanika, susah mencerna hukum-hukum termodinamika, kagum dan terpesona melihat aplikasi ilmu robotika, tapi dia KAYA.

Hal ini lebih merupakan konsekuensi dari jalan hidup yang anda pilih, yaitu menjadi orang pinter. Agar anda bisa makan, anda butuh orang yg goblok, tapi kaya. Perjumpaan ini akan terjadi karena sifatnya memang "yin" dan "yang", saling melengkapi. Karena itulah anda akan jarang sekali menjumpai orang yg pinter tapi kaya, dia pasti tidak butuh anda, karena
dia sudah punya semuanya... Anda juga akan jarang bahkan malas menjumpai orang yg pinter tapi miskin, karena dia pasti adalah saingan anda... Anda akan lebih muales lagi ketemu orang goblok tapi miskin, karena kemungkinan besar dia adalah
tukang becak pada hukum pertama.

Dengan demikian, telah diuraikan bahwa anda akan selalu terhimpit di dalam piramida ini. Akan susah sekali bagi anda utk naik ke puncak piramida, terutama sekali karena
1. sifat utama dari pintar adalah nearly irreversible. Sekali anda pintar, maka hampir tidak mungkin anda bisa kembali menjadi goblok.
2. Anda nggak pegang uang.. dengan demikian, diperlukan energi eksitasi yg sangat besar untuk bisa naik ke orbital "goblok tapi kaya". Tetapi bagaimanapun anda masih lumayan.. paling jauh anda kan cuma pinter... lha saya ini lebih parah...saya ini sudah terlanjur jenius....!!!

0 comments:

Post a Comment